This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 16 Oktober 2011

Sejarah Hidup Muhammad Saw (9): Menjelang Penaklukan Makkah

Abu Sufyan kembali ke Makkah dan melaporkan segala yang dialaminya selama di Madinah serta perlindungan yang dimintanya dari masyarakat atas saran Ali, dan bahwa Rasulullah belum memberikan persetujuannya.

Sejarah Hidup Muhammad Saw (10): Islamnya Abu Sufyan

Abbas bin Abdul Muthalib—paman Rasulullah—meninggalkan kaumnya yang tengah berdebat itu. Ia dan keluarganya berangkat menemui Rasulullah di Juhfa. Kemungkinan ada orang-orang dari Bani Hasyim yang telah menerima berita atau kabar tentang kebenaran Rasulullah. Hingga mereka bermaksud menggabungkan diri tanpa akan mendapat gangguan.

Disamping Abbas, yang juga berangkat menyongsong ialah Abu Sufyan bin Al-Harits bin Abdul Muthalib, sepupu Nabi, dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Al-Mughirah,   anak bibinya. Mereka menggabungkan diri dengan pasukan Muslimin di Niq Al-Uqab. Mereka berdua minta izin untuk menemui Nabi, tapi Rasulullah menolak.
 

Sejarah Hidup Muhammad Saw (11): Perang Hunain

Dengan perasaan gembira karena kemenangan yang telah diberikan Allah, kaum Muslimin masih tinggal di Makkah setelah kota itu dibebaskan. Mereka sangat gembira karena kemenangan besar ini tidak banyak meminta korban.

Setiap terdengar suara Bilal mengumandangkan azan shalat, mereka segera beranjak ke Masjid Suci. Berebut-rebutan di sekitar Rasulullah, di mana saja beliau berada dan ke mana saja beliau pergi.
 

Dengan perasaan gembira karena kemenangan yang telah diberikan Allah, kaum Muslimin masih tinggal di Makkah setelah kota itu dibebaskan. Mereka sangat gembira karena kemenangan besar ini tidak banyak meminta korban.

Setiap terdengar suara Bilal mengumandangkan azan shalat, mereka segera beranjak ke Masjid Suci. Berebut-rebutan di sekitar Rasulullah, di mana saja beliau berada dan ke mana saja beliau pergi.
 

Sejarah Hidup Muhammad Saw (12): Kecemburuan Ummahatul Mukminin

Rasulullah sudah berusaha hendak menghindarkan diri dari mereka (para istrinya), meninggalkan mereka, supaya sikap kasih sayang kepada mereka itu tidak sampai membuat tingkah laku mereka kian melampaui batas, dan sampai ada dari mereka yang mengeluarkan rasa cemburunya dengan cara yang tidak layak.

Pengakuan Raja Heraclius Terhadap Nabi Muhammad

Pada masa Perjanjian Hudaibiyah atau gencatan senjata antara kaum muslimin dan musyrikin Quraisy, Rasulullah saw mengutus beberapa sahabat. Mereka dikirim kepada raja-raja bangsa Arab dan non-Arab untuk menyeru Al-Islam. Salah satu sahabat yang diutus adalah Dihyah bin Khalifah Al-Kalbi. Ia ditugaskan untuk menyampaikan surat dakwah kepada Heraclius, Kaisar Romawi.

Wasiat Rasulullah SAW

Dari Abu Najih ’Irbadh bin Sariyah (rodhiallahu ‘anhu) ia berkata, “Rasulullah SAW pernah menasihati kami dengan nasihat yang menggetarkan hati dan mencucurkan air mata. Kami bertanya, Wahai Rasulullah, sepertinya ini adalah nasihat perpisahan, karena itu berilah kami nasihat. Beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk tetap menjaga ketakwaan kepada Allah ‘aza wa jalla, tunduk taat (kepada pemimpin) meskipun kalian dipimpin oleh seorang budak (Habsyi). Karena orang-orang yang hidup sesudahku akan melihat berbagai perselisihan. Hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunah-ku dan sunah Khulafaur Rasyidin yang diberi petunjuk (Allah). Peganglah kuat-kuat sunnah itu dengan gigi geraham dan jauhilah ajaran-ajaran yang baru (dalam agama) karena semua bid’ah adalah sesat.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Rasulullah SAW telah memprediksi keadaan umat sepeniggal beliau nanti. Akan terjadi perselisihan yang besar pada umat Rasulullah SAW. Karena itu beliau juga berwasiat kepada para sahabatnya sebagai pegangan dikemudian hari. Wasiat ini pun berlaku untuk kita, dan seluruh umat Rasulullah SAW. Ada dua wasiat Rasulullah SAW yang digambarkan oleh sahabat seolah menggetarkan hati dan mencucurkan air mata.

Pertama, takwa kepada Allah SWT dan tunduk kepada pemimpin. Ketakwaan kepada Allah SWT adalah bekal kunci, bekal utama bagi umat Islam. Barangsiapa yang mengikuti aturan-aturan Allah. Menjauhi larangan-Nya, dan melaksanakan perintah-Nya. Niscaya ia akan selamat dunia akhirat. Taat kepada pemimpin dapat meminimalisir perpecahan. Jika terjadi pemberontakan kepada pemimpin. Atau mosi tidak percaya kepada pemimpin. Maka pertumpahan darah tidak dapat dielakan. Sejarah telah banyak mencatat hal semacam itu.

Hal ini pun dijamin oleh Allah SWT, firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. ( An Nissa [4] : 59).

Kedua, memegang teguh kuat-kuat kepada sunah Rasulullah SAW dan sunah Khulafaur Rasyidin. Seolah menggigitnya dengan gigi geraham. Disini betapa Rasulullah SAW sangat mewanti-wanti kita tuk memegang teguh sunah beliau. Jika kita perhatikan ayat-ayat yang mengisyaratkan untuk mentaati Allah SWT selalu berdampingan dengan mentaati rasul-Nya.
Lihat (Ali Imran [2] : 32), (An Nisa [4] : 13, 14, 59, 80), (Al Anfaal [8] : 24, 46), (Al Maidah [5] : 92)

Hal ini menunjukan betapa pentingnya memegang teguh sunah Rasulullah SAW serta menghidupakannnya. Begitu juga dengan sunah Khulafaur Rasyidin. Empat sahabat yang kita kenal sebagai empat khalifah pertama. Yang terkenal dengan kebagusan agamanya dan kecakapan dalam memimpin. Yaitu Abu Bakar As Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib.

Menurut Imam Nawawi bahwa yang dimaksud Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang empat yaitu; Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Imam Ibnu Daqil ‘Ied juga menjelaskan bahwa mereka adalah keempat khalifah tersebut berdasarkan ijma. Ibnu Taimiyah dalam Minhaju As Sunah An Nabawiyah, menjelaskan bahwasanya Rasulullah SAW telah mengabarkan tentang kepemimpinan mereka, “Kekhalifahan sesudahku berlangsung selama tiga puluh tahun. Abu Bakar memegang pemerintahan selama 2 tahun, Umar 10 tahun, Utsman 12 tahun dan Ali 6 tahun”. Wallahu a’lam bish-shawab.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites