This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 16 Oktober 2011

Amalan Rasulullah & Fakta Ilmiahnya

Dr Jamnul Azhar memulai Penjelasannya dengan membawa para hadirin memikirkan sejenak dengan hadith yang maknanya sedikit sebanyak “Dalam diri-diri kamu ada tanda-tanda kebesaran Tuhan “. Dokter menyuruh kita melihat kedua telapak tangan dan perhatikan garis-garis di telapak tangan
kita.Garisan-garis di tangan kiri menunjukkan angka 8 dan 1 dalam Bahasa Arab dan tangan kanan 1 dan 8 dan membawa ke jumlah 81 + 18 = 99 yaitu jumlah nama Allah. Berikut adalah antara intisari syarahannya secara singkat:

1. Cara makan, kenapa kita gunakan tangan?
Berdasarkan cara Rasulullah s.a.w, ia akan mencampuradukkan lauk dan nasi dengan tangan kanannya dan kemudian membiarkan sebentar, lalu Rasullah saw akan mengambil sedikit garam menggunakan jari kecilnya (yg last tu), lalu Rasullah saw akan menghisap garam itu. Kemudian barulah Rasulullah makan nasi dan lauknya.
Mengapa? Karena kedua belah tangan kita ada mengeluarkan 3 macam enzim, tetapi konsentrasi di tangan kanan kurang sedikit dari yg kiri. Ini adalah karena enzim yg ada di tangan kanan itu merupakan enzim yang dapat membantu proses pencernaan (digestion), ia merupakan the first process of digestion.Mengapa menghisap garam? Karena garam adalah sumber mineral dari tanah yg diperlukan oleh badan kita.
Dua cecah garam dari jari kita itu adalah sama dgn satu liter air mineral. Kita berasal dari tanah maka sewajarnya bahan yang asal dari bumi (tanah)
inilah yg paling berkhasiat untuk kita.
Kenapa garam? Selain dari sebab ia adalah sumber mineral, garam juga adalah penawar yang paling mujarab untuk keracunan, menurut Dr, dihospital-hospital, the first line of treatment for poisoning adalah dengan memberi Sodium Chloride, yaitu GARAM. Garam juga dapat
mencegah sihir dan makhluk halus yang ingin menggangu manusia.
2. Cara Rasulullah mengunyah
- Rasulullah akan mengunyah sebanyak 40 kali untuk membiarkan makanan itu benar-benar lumat agar perut kita mudah memproseskan makanan
itu.
3. Membaca Basmalah
- (Bismillahirrahma Nirrahim). Membaca Basmalah sebelum makan untuk menghindari penyakit. Karena bakteri dan racun ada membuat perjanjian dengan Allah, apabila Basmalah dibaca maka bakteri dan racun akan musnah dari sumber makanan itu.
4. Cara Rasulullah minum.
-Janganlah kita minum berdiri walaupun ia makruh tetapi ia makruh yang menghampiri ke haram. Jangan kita minum dari bekas yg besar dan jangan bernafas sedang kita minum. Karena bila kita minum dari bekas yg besar, lumrahnya kita akan meneguk air dan dalam proses minum itu, kita tentu akan bernafas danmenghembuskan nafas dari hidung kita. Karena bila kita hembus, kita akan mengeluarkan CO2 yaitu karbon dioksida, yang apabila bercampur dgn air H20, akan menjadi H2CO3, yaitu sama dengan cuka, menyebabkan minuman itu menjadi acidic. Jangan meniup air yg panas, sebabnya sama diatas.
Cara minum, seteguk bernafas, seteguk bernafas sehingga habis.
Mengapa Islam menyuruh di sebat 100 kali orang belum menikah yang berzina, dan merajam sehingga mati org yg sudah menikah yang berzina?
Badan manusia akan mengeluarkan sel-sel darah putih atau antibiotik yg dapat melawan penyakit. Dan sel-sel ini terdapat di daerah tulang belakang,
dekat dengan sumsum tulang manusia.Lelaki yang belum menikah dia akan dapat mengeluarkan ribuan sel ini, sedangkan pria yang sudah menikah hanya dapat menghasilkan 10 unit sel ini sehari, karena antara sebabnya adalah karena sel-sel lain akan hilang karena hubungan suami istri. Jadi bila
pria yang belum menikah tersedia salah karena zina hendaklah dicambuk 100 kali. Ini adalah karena apabila dia dicambuk di belakangnya, suatu peringatan tentang kesakitan itu akan membuat penghasilan beribu sel antibiotik yang dapat melawan virus HIV jika ia ada di badannya, dengan itu dapatlah antibodi melawan virus HIV itu. Tetapi jika lelaki itu sudah menikah, walaupun dicambuk 100 kali ia akan tetap menghasilkan 10 unit antibodi saja, jadi dengan itu hukumannya dirajam hingga mati agar dia tidak dapat merebakkan virus HIV itu.
Itulah sedikit sebanyak inti ceramah yg disampaikan oleh Dr Jamnul Azhar. Mohon ia akan memberi manfaat pada Anda sekalian, dan sedikit
informasi yang diberikan oleh Mudaris (guru) ana,
Mudaris Iskandar mengenai Ka’bah. Mengapa ia terletak di Mekah al-Mukarramah dan mengapa ia empat persegi (cube).
Ia terletak di posisinya sekarang karena setelah membuat penelitian oleh para cendikiawan dari Pakistan dan Arab, didapati, tempat terletaknya Ka’bah sekarang itu, adalah benar-benar di tengah bumi. Mengapa ia empat persegi, ia melambangkan perpaduan ummah yang bergerak maju bersama, equality and unity, tidak seperti bentuk pyramid, dimana ia diumpamakan, seperti hanya seorang pemenang yg berada diatas setelah ia menginjak yang lain. Dan antara lagi sebab mengapa 4 persegi melambangkan 4 imam besar, Maliki, Hambali, Hanafi dan Syafi’i, melambangkan kebenaran keempat Imam tersebut.

Pola Hidup Sehat dalam Sunnah Rasulullah SAW

Jika ada manusia sempurna, maka manusia yang paling sempurna adalah Rasulullah saw. Kesempurnaan pribadi Rasulullah bukan hanya dalam penampilan luar saja. Beliau sempurna dalam fisik, sempurna dalam spiritual, dan juga akhlaknya. Karena itulah Allah menjadikannya sebagai teladan bagi kehidupan manusia di dalam firmanNya
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (al-Ahzab:21)
Rasulullah saw, tidak hanya menginginkan agar umatnya rajin beribadah, namun kondisi fisiknya lemah. Beliau bahkan menyatakan mukmin yang lebih dicintai Allah adalah mukmin yang kuat.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ
Dari Abu Hurairah dia berkata; “Rasulullah saw bersabda: ‘Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah swt daripada orang mukmin yang lemah. (HR Muslim)
Kesehatan adalah dasar yang sangat penting untuk terwujudnya kekuatan seorang mukmin. Dan rasul saw pun telah meneladankan hidup sehat. Marilah kita cermati hadits-hadits nabi saw untuk meneladani pola hidup sehat yang beliau teladankan bagi kita

Sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan Realitas Umat

Sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang harum, sejarah hidup manusia pilihan yang berisi akhlak-akhlak Nabi, mukjizat-mukjizat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan kejadian-kejadian yang melibatkan Rasulullah, semuanya adalah sumber air yang deras dan mata air jernih dan melimpah. Air segarnya bisa ditimba oleh setiap orang yang ingin membersihkan dirinya dari polusi-polusi berhala dan menyelamatkan dirinya dari noda-noda jahiliyah. Bahkan sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam laksana matahari yang bersinar terang, bulan purnama yang bercahaya, pemantik api yang menyala, dan cahaya berbinar, yang dapat melenyapkan gelapnya penyimpangan akidah, prilaku sosial, akhlak dan lain-lainnya.

Sesungguhnya kebutuhan umat akan pengetahuan tentang Sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan pengambilan sinar dari pelita kenabian melebihi kebutuhan lainnya. Bahkan urgensinya melebihi segala hal yang dianggap urgen. Maka setiap orang yang mengharapkan Allah dan hari Akhir selalu menjadikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai suri tauladan dan menempatkan Nabi sebagai panutan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala.

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَالْيَوْمَ اْلأَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab :21)
Orang-orang yang beriman dengan sungguh-sungguh selalu menggali urusan-urusannya dari petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Karena segala sesuatu bisa berjalan dengan baik tanpa hal itu. Maka petunjuknyalah yang mereka ikuti, hanya dengan cahaya Sunnahnya mereka berjalan, dari mata air kenabiannya mereka memuaskan dahaganya, panji-panji petunjuknyalah yang mereka angkat, dan hanya dibawah benderanya mereka berkumpul. Mereka menjatuhkan bendera-bendera yang mencurigakan, menyingkirkan simbol-simbol tauhid dan mutaba’ah (mengikuti Sunnah). Simbol inilah yang mereka jadikan sebagai pedoman hidup, bekal kematian, obyek perjuangan, dan pegangan untuk berjumpa dengan Tuhan semesta Alam.
Kebutuhan umat untuk menjadikan Sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai petunjuk dan teladan belum pernah sebesar kebutuhan mereka saat ini. Saat umat tengah dihantam beragam gelombang cobaan, lingkaran fitnah saling silang, hawa nafsu menjadi pemenang, anggapan dan pendapat berkuasa. Di samping itu umat juga berhadapan dengan serangan yang terbuka, tantangan yang licik, dan persekongkolan yang mengerikan dari musuh-musuh Islam yang memiliki latar belakang agama yang beragam.
Mereka dipimpin oleh orang-orang yang dikutuk dan dimurkai oleh Allah. Sebagian mereka diubah wujudnya menjadi monyet dan babi, serta mengabdi kepada Thaghut. Yaitu orang-orang yahudi, Zionis, dan para pendukungnya yang berasal dari kalangan penyeru trinitas dan penyembah salib. Serta para pendukung mereka dari kalangan orang-orang yang terpedaya oleh mereka, dan orang-orang sekuler dan para penganjur westernisasi yang terpengaruh dengan panah gagasan mereka dan borok budaya barat.
Kepedihan semakin parah ketika banyak umat Islam yang tidak mengetahui hakikat agama dan esensi akidahnya. Mereka justru mengikuti arus yang datang tanpa memilah dan memilih. Atau mereka bersikukuh mempertahankan warisan bid’ah tanpa penyelidikan dan penelitian.
Dan ketika dibuat perbandingan atas pandangan mayoritas umat Islam terhadap Sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, anda benar-benar menemukan keanehan yang luar biasa. Sebagian orang berlebih-lebihan dalam memuja Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan menempatkannya pada posisi tuhan. Ada golongan yang tidak peduli kepadanya. Dan ada orang yang memandang Sirah Nabi sebagai cerita belaka yang bisa dibaca tanpa perlu diikuti dan diteladani. Sehingga tidak mampu menggerakkan hati, membangkitkan harapan, dan mengasah tekadnya.
Abul Qosim Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib Al-Hasyimi Al-Qurasyi lebih dari seorang tokoh besar di dalam sejarah. Karena kemuliaan seseorang Nabi dan kehormatan seorang Rasul yang membuatnya harus dicintai dan diikuti. Hubungan kita dengan Rasul tercinta dan Sirahnya yang semerbak bukanlah hubungan sementara atau kisah tentang mukjizat dan nostalgia belaka. Melainkan hubungan erat yang berlaku dalam segala kondisi dan urusan sampai nyawa terlepas dari badan. Figur Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bukanlah figure yang tenggelam dan terkubur di dalam sejarah yang kadang timbul dan kadang tenggelam. Kisah beliau memenuhi cakrawala dan kesaksian terhadap kerasulannya bergaung melalui mimbar-mimbar dan meleset melalui menara-menara.
Seorang muslim yang tidak menghayati cinta Rasulullah di dalam hatinya dan tidak meneladani beliau di dalam tindakan dan pikirannya di setiap waktu dan setiap saat, maka tidak berguna baginya mendendangkan sejarah hidup beliau dan menyusun kata-kata yang memuja dan memuji beliau. Dan tidak ada yang lebih berharga dan lebih tinggi di banding pujian dan sanjungan yang diberikan Tuhan kepada beliau. Bukankah dia telah mengharumkan namanya, mengangkat derajatnya setinggi-tigginya, dan melapangkan dadanya ?
Kecenderungan sebagian umat Islam untuk menyatakan kecintaan mereka kepada Nabinya melalui kata-kata, sesungguhnya terjadi ketika mereka tidak mampu memikul beban amal, jiwa mereka meninggalkan tekad yang kuat, dan menyerah kepada kemalasan. Sebab, upaya yang membutuhkan tekad yang kuat ialah memegang teguh dan meneladani. Daripada berdendang dan bernyanyi, seorang muslim yang serius memilih bangkit untuk mengoreksi diri sendiri dan memperbaiki kondisi pribadi. Sehingga ia dapat benar-benar meneladani Rasulullah dan menerjemahkan pengakuannya ke dalam realitas nyata di segala bidang. Mulai dari urusan duniawi, ukhrawi, perang, damai, suka, duka, ilmu,amal, ibadah hingga muamalah.
Menjadikan Islam menjadi menggelengkan kepala, memperbesar surban, memperpanjang tasbih, diikuti dengan mulut komat kamit, mengandalkan bacaan-bacaan dzikir yang tidak diajarkan oleh Allah, dan mempertahankan kasidah-kasidah dan syair-syair pujian benar-benar sesuatu yang aneh dan sulit diterima akal sehat.
Dan yang lebih gila lagi, hal-hal semacam itu dijadikan sebagai parameter untuk mengukur benar atau tidaknya kecintaan seseorang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan pedoman untuk menuduh orang yang meninggalkannya dan menunjukkan kekeliruannya sebagai orang yang melecehkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Seperti kata pepatah : ‘‘ Itu adalah prilaku yang kuketahui dari Akhzam’’.
Jadi, cinta kita kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tertanam di lubuk hati kita. Dan cinta kepada beliau tidak bisa masuk ke dalam hati semua orang yang munafik dan ingkar.
Sayangnya, musuh-musuh agama berhasil meruntuhkan bangunan cinta tersebut dan menghancurkan pilar-pilarnya akibat lengahnya para penganjur kebaikan. Wahai para pecinta Rasulullah, bagaimana mungkin warisan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dibiarkan menjadi jarahan musuh ? Bagaimana mungkin agama Allah diutak-atik dan diubah dalam kelengahan dan ketenangan ?
Bagaimana mungkin jahiliyah masa lalu disiapkan untuk kembali lagi ? Maka hendaknya seluruh umat Islam memahami sejarah hidup Rasulnya dengan pemahaman yang dilandasi dalil dan argumen yang jelas. Sebelum mereka tersesat oleh jalan yang bengkok dan menjauhi dari jalan yang benar. Sementara mereka beranggapan bahwa diri mereka tengah melakukan kebajikan.
Umat ini pernah mengalami gejala-gejala semacam ini pasca berakhirnya tiga generasi awal Islam. Ternyata gejala-gejala semacam itu tidak memberikan manfaat apa-apa, tidak bisa mengembalikan kejayaan, tidak mampu melahirkan imunitas (kekebalan), dan tidak sanggup mengembalikan tempat-tempat yang disucikan. Apabila umat Islam yang telah mengalami kondisi yang memperihatinkan ini berbicara tentang mukjizat-mukjizat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, mana mungkin pembicaraan itu terasa nikmat, dan mana mungkin perbincangan itu terasa enak ? Sementara tempat-tempat yang disucikan oleh umat Islam diobrak-abrik oleh musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi yang keji ! Lihatlah ! Mereka menunjukkan sikap permusuhannya secara terbuka dan membuat nyala api fitnah semakin membara dan mengincar tempat-tempat ibadah umat Islam.
Pantaskah kita berbicara tentang mukjizat dan nostalgia sementara orang-orang serba menyerang saudara-saudara kita dan menginjak-injak kehormatan di Republik Bosnia Herzegovina ?
Apa enaknya berbicara, sementara orang-orang hindu penyembah berhala yang nyata-nyata menyimpan dendam kesumat mengincar masjid-masjid dan tempat-tempat ibadah kita di anak benua India ?
Bagaimana ? Dan bagaimana ? Sementara isu-isu keislaman menggantung dan masalah-masalah umat Islam tengah terperosok, kecuali orang-orang yang mendapat rahmat Allah. Laa haula wala quwwata illa billah.
Wahai umat Islam, sesungguhnya kita perlu memperbaharui orientasi, mengoreksi sikap, dan berfikir panjang untuk melakukan evaluasi dan introspeksi. Dengan mengkaji sirah Nabi , kita ingin mendapatkan sesuatu yang bisa meningkatkan iman, menyucikan hati, memperbaiki perangai dan meluruskan orientasi. Banyak orang yang keliru ketika memandang Nabi Shllallahu ‘Alaihi Wasallam dan sejarah hidupnya seperti memandang orang-orang besar di masa mereka, hanya pada aspek-aspek tertentu yang sangat terbatas berdasarkan ilmu pengetahuan, pengalaman, atau kejeniusan.
Karena Rasulullah memiliki seluruh aspek kebesaran di dalam dirinya, prilakunya, dan seluruh hal-ihwalnya. Meskipun demikian, beliau bukanlah tuhan yang bisa dijadikan sebagai tempat mengadu atau disembah. Beliau hanyalah seorang Nabi yang harus ditaati dan diikuti. Beliau adalah anugerah yang diberikan Allah kepada umat ini. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala:

لَقَدْ مَنَّ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri. (QS.Ali Imran :164)
Sungguh sangat disayangkan bahwa sebagian umat Islam tidak menghargai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagaimana mestinya. Meskipun mereka mencintai dan menghormatinya. Karena kecintaan mereka adalah cinta pasif yang tidak punya gaung di dalam perilaku dan perbuatan. Perhatikanlah petunjuk Nabi di bidang akhlak, maka anda akan mendapatkan contoh yang sempurna dalam hal kelembutan hati, keringanan tangan, menghindari hal yang menyakitkan hati, berbagi, menjaga kehormatan diri dan mempertahankan integritas. Beliau selalu berseri-seri, mudah kompromi, sangat santun, tidak kasar dan tidak suka berteriak-teriak di pasar.
Anas Radiyallahu ‘Anhu menyatakan : ‘ Aku tidak pernah memegang kain sutera yang lebih lembut dari tangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dan aku tidak pernah mencium sesuatu yang lebih harum dari bau tubuh Rasulullah’. ( HR. Ahmad,3/227 Al-Bukhari, 3561, dan Muslim, 2330 )
Ia juga mengatakan: ‘ Aku pernah menjadi pembantu Rasulullah selama 10 tahun. Selama itu beliau tidak pernah berkata ‘Ah’ kepadaku. Beliau tidak pernah bertanya: Mengapa kamu lakukan itu ? untuk sesuatu yang aku lakukan. Dan beliau juga tidak pernah bertanya : Mengapa kamu tidak melakukan ini ? untuk sesuatu yang tidak aku lakukan’. (HR. Al-Bukhari, 3068, Muslim, 2309 dan At-Tirmidzi, 2015 ).
Abdullah Bin Harits Radiyallahu ‘anhu berkata : ‘Aku tidak pernah melihat orang yang lebih banyak tersenyum selain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Di dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan bahwa Anas bin Malik Radiyallahu ‘Anhu berkata : Aku pernah berjalan kaki bersama Rasulullah sementara beliau mengenakan jubah ala Narjan yang bagian tepinya keras. Kemudian beliau disusul oleh seorang badui yang langsung menarik jubah beliau dengan keras. Aku melihat kulit pundak Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan terdapat bekas tepi jubah yang ditarik dengan keras. Lalu ia berkata : ‘‘Berilah aku sesuatu dari harta Allah yang ada padamu. Beliau menoleh ke arahnya lalu tertawa dan memerintahkan agar memberinya sesuatu.’’(HR. Al-Bukhari, 3149 dan Muslim, 1057)
Sungguh benar-benar perangai yang luhur dan akhlak yang mulia. Lalu,apakah orang-orang yang mendendangkan sejarah hidupnya saat ini mau mengikuti jejaknya.
Abdullah bin Rawahah berkata :
Di tengah kami ada utusan Allah yang membaca kitabNya
Ketika kebaikan muncul dari fajar dan bersinar terang
Dia membuat kami melihat petunjuk setelah kami buta
Hati kami pun yakin bahwa apa katanya pasti terjadi
Pinggangnya jauh dari kasurnya sepanjang malam
Kala orang-orang musyrik berat meninggalkan ranjangnya.

Ali Radiyallahu ‘Anhu berkata: ‘Dahulu ketika kondisi mencekam dan pasukan telah bertemu dengan pasukan, kami berlindung kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Maka tidak ada orang yang lebih dekat dengan musuh selain beliau.
Begitu juga dalam interaksi beliau dengan Sahabat-Sahabat, keluarga dan istri-istrinya. Termasuk di dalam mengelola Negara Islam, beribadah kepada Tuhan, membelanjakan harta dan berbagi dengan sesama. Serta upaya menjalankan tugas kerasulannya dan menyampaikan dakwahnya.
Sesungguhnya umat Islam sebagai pihak yang diberi amanah untuk merawat warisan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam harus ditimpa oleh kejadian-kejadian dan dididik oleh pengalaman-pengalaman. Karena fitnah dan malapetaka senantiasa mengepung umat ini.
Namun, kendati dihantam banyak tragedi dan didera banyak luka, umat ini tetap produktif dan kebaikannya tidak akan ada habisnya sampai Hari kiamat. Sebab, di tengah penderitaan melawan musuh, kilauan optimisme masih menyembul dan kilatan harapan masih muncul ke permukaan. Hal itu diwujudkan dengan adanya kesadaran global, kebangkitan Islam, dan gerakan-gerakan sosial yang menyuarakan Islam dengan prinsip-prinsipnya yang benar dan fakta-faktanya yang cemerlang.
Telah terbukti dengan jelas, bahwa mengangkat panji-panji jihad di jalan Allah, memproklamirkan semangat bekorban dan kesiapan menjadi syahid dalam rangka membela kebenaran adalah satu-satunya jalan untuk menjunjung tinggi kalimat Allah dan membawa pemeluk agama ini ke tempat yang terhormat. Sementara pertarungan dengan musuh-musuh Islam yang semakin banyak semoga Allah tidak memperbanyak lagi jumlahnya adalah pertarungan akidah, ideologi, dan masa depan. Dan tempat-tempat yang disucikan tidak mungkin bisa dibebaskan (dari cengkeraman musuh) hanya dengan mengandalkan panji-panji regional yang terbatas atau simbol-simbol golongan yang sempit. Pembebasan itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan simbol Islam, dan hanya Islam, jihad dan syahid.

وَاللهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَيَعْلَمُونَ
‘’Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya’’. (QS. Yusuf :21)

Ibadallah, Bertakwalah kepada Allah. Guyurlah hati dan jiwa anda dengan sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Renungkanlah mukjizat-mukjizatnya yang agung, dan temukanlah hikmah dan rahasia yang terkandung di dalamnya. Akrabkanlah diri anda, putra-putri anda, dan keluarga anda dengannya. Tanpa dibatasi oleh waktu-waktu tertentu atau momentum-momentum tertentu. Ketahuilah bahwa momentum-momentum syar’i dan kejadian-kejadian yang dialami Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di dalam sejarah kita yang cemerlang harus memiliki pengaruh terhadap upaya memperbaiki metode, memantapkan orientasi dan mengokohkan bangunan.
Di dalam sejarah Islam yang agung terdapat momentum-momentum besar dan kejadian-kejadian penting yang membanggakan dan menyenangkan hati. Namun, metode Islam tidak menganjurkan kita untuk menghidupkan kembali nostalgia-nostalgia semacam itu dan merayakan momentum-momentum tersebut. Yang mutlak dan baik adalah bersikap seperti generasi Salaf.

Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun, edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya. Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky

Gambaran Akhlaq Rosulullah saw

Rasulullah adalah orang yang paling lembut, pemurah dan dermawan.
Beliau biasa memperbaiki terompahnya sendiri, menjahit pakaiannya sendiri dan memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri.
Beliau lebih malu dari pada anak gadis di tempat pingitannya.
Beliau biasa memenuhi undangan hamba sahaya, menjenguk orang sakit, menggoncengkan orang di belakangnya, mau menerima hadiah dan enggan menerima sedekah. Dan beliau tidak pernah kenyang selama 3 hari berturut-turut.
Terkadang beliau mengganjal perutnya dengan batu karena lapar.
Memakan makanan yang dihidangkan dan tidak pernah mencela sesuatu makanan.
Tidak makan sambil tidur, terlentang maupun bersandar. Dan beliau memakan makanan yang dekat dengannya.

Peristiwa Seputar Hijrah Rasulullah SAW

Dalam upaya menyelamatkan dakwah Islam dari gangguan kafir Quraisy, Rasulullah SAW bersegera hijrah dari Makkah ke Yatsrib (Madinah), dari Daarul Harbi menuju Daarul Islam. Saat hijrah berlangsung, banyak peristiwa dan kejadian penting yang patut menjadi teladan umat Islam. Beberapa peristiwa penting tersebut sebagai berikut.

Sepuluh Wasiat Rasulullah SAW

Sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Dan "Perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti, adalah mengenai sholat lima waktu dan ketaatannya terhadap suami." (HR.Ibnu Hibban dari Abu Hurairah)

Ada 10 wasiat Rasulullah kepada putrinya Fathimah binti Rasulillah. Sepuluh wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya bila kemudian dimiliki oleh setiap istri sholehah. Wasiat tsb adalah:

Seratus Enam Puluh Kebiasaan Nabi Muhammad Saw

I. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW SEKITAR SHALAT
  1. Selalu shalat sunnah fajar
  2. Meringankan shalat sunnah fajar
  3. Membaca surat Al-Ikhlas dan Al-Kafirun dalam shalat fajar (ayat lain yang dibaca Nabi dalam shalat sunnah fajar)
  4. Berbaring sejenak setelah shalat sunnah fajar
  5. Mengerjakan shalat sunnah di rumah
  6. Selalu shalat sunnah empat rakaat sebelum dhuhur
  7. Mengganti dengan empat rakaat setelah duhur jika tidak sempat shalat sebelumnya
  8. Shalat sunnah dua atau empat rakaat sebelum ashar
  9. Shalat sunnah dua rakaat sesudah maghrib
  10. Shalat sunnah setelah Isya’
  11. Mengakhirkan shalat Isya’
  12. Memanjangkan rakaat pertama dan memendekkan rakaat kedua
  13. Selalu shalat malam (waktu shalat malam Rasulullah saw)
  14. Menggosok gigi apabila bangun malam
  15. Membuka shalat malam dengan 2 rakat ringan
  16. Shalat malam sebelas rakaat (format shalat malam Nabi sebelas rakaat)
  17. Memanjangkan shalat malamnya
  18. Membaca surat Al-A’la, Al-Kafirun dan Al-Ikhlas dalam shalat witir
  19. Mengganti shalat malam di siang hari jika berhalangan
  20. Shalat dhuha empat rakaat
  21. Tetap duduk hingga matahari bersinar setelah shalat subuh
  22. Meluruskan shaf sebelum mulai shlaat jama’ah
  23. Mengangkat kedua tangan saat takbiratul ihram, akan ruku’ dan bangun dari ruku’
  24. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri
  25. Mengarahkan pandangan ke tempat sujud
  26. Merenggangkan kedua tangan ketika sujud hingga tampak ketiaknya yang putih
  27. Memberi isyarat dengan jari telunjuk ketika tasyahhud dan mengarahkan pandangan ke arah jari telunjuk
  28. Meringankan tasyahhud pertama
  29. Meringankan shalat jika berjama’ah
  30. Menghadap ke arah kanan makmum selesai shalat jama’ah
  31. Bersegera ke masjid begitu masuk waktu shalat
  32. Selalu memperbarui wudhu setiap kali akan shalat
  33. Tidak menshalatkan jenazah yang masih berhutang
  34. Menancapkan tombak sebagai pembatas jika shlaat di tanah lapang
  35. Mengajari shalat kepada orang yang baru masuk Islam

Nabi Muhammad Saw Bercita-cita Mati Syahid

Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم wafat di tempat tidurnya didampingi oleh istrinya Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha. Berpisahnya ruh mulia teladan ummat ini dengan jasad agungnya terjadi sesudah beliau menderita sakit yang kian melemahkan tubuhnya sehingga menjadi jalan sampainya beliau kepada taqdir wafatnya. Betapapun sedih dan berdukanya ummat, tidak seorang muslim-pun dibenarkan untuk kembali menjadi musyrik atau kafir karena berpulangnya Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم ke Rahmatullah.
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ
عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur.
” (QS Ali Imran 144)

Muhammad Saw Pembebas Kaum Wanita

Berbagai aspek kehidupan Nabi Muhammad Saw. sangatlah sempurna, sehingga siapapun yang memilih untuk menulis mengenai hal tersebut akan tercengang dan sangatlah sulit untuk memilih topik ini. Dengan mempertimbangkan kebutuhan masa kini, bagaimanapun, saya berharap dapat mengangkat sisi kehidupan Nabi Muhammad Saw., mengenai cara beliau membebaskan dunia dari perbudakan yang terang-terangan, yang menjadi kutukan bagi kemanusiaan.  Saya maksudkan disini adalah, perbudakan terhadap wanita.

Nabi Muhammad Saw Yang Ummy

Disadari atau tidak, wujud Tuhan pasti dirasakan oleh jiwa manusia baik redup atau benderang. Manusia menyadari bahwa suatu ketika dirinya akan mati. Kesadaran ini mengantarkannya kepada pertanyaan tentang apa yang akan terjadi sesudah kematian, bahkan menyebabkan manusia berusaha memperoleh kedamaian dan keselamatan di negeri yang tak dikenal itu.

Rasulullah Saw Adalah Pendengar Yang Baik

Rasulullah adalah sosok manusia paripurna yang hampir sempurna dalam segala halnya. Salah satu kesempurnaannya asdalah caranya dalam melakukan dialog dan menjalin komunikasi dengan kawan maupun lawannya. Kehebatan komunikasinya itulah yang dapat “menyihir” orang sehingga tertarik, kemudian mengikuti ajran yang dibawanya.

Sejarah Hidup Muhammad Saw (1)

Aminah pun hamil, dan kemudian, seperti  wanita  lain ia pun melahirkan. Selesai  bersalin dikirimnya berita kepada Abdul Muthalib  di  Ka'bah,  bahwa  ia   melahirkan   seorang  anak laki-laki. 

Alangkah gembiranya orang tua itu setelah menerima berita. Sekaligus ia teringat kepada Abdullah anaknya. Gembira sekali hatinya karena ternyata pengganti anaknya sudah ada. Cepat-cepat ia menemui menantunya itu, diangkatnya bayi itu lalu  dibawanya ke Ka'bah. Ia diberi nama Muhammad.

Sejarah Hidup Muhammad Saw (2): Pendamai Kaum Quraisy

Dari pernikahannya dengan Khadijah, ia memperoleh beberapa orang anak, laki-laki dan perempuan. Kematian  kedua anaknya, Al-Qasim  dan  Abdullah menimbulkan kedukaan yang begitu dalam. Anak-anaknya yang masih hidup semua perempuan.

Sejarah Hidup Muhammad Saw (3): Isra' dan Mi'raj

Malam itu Muhammad SAW sedang berada di  rumah saudara sepupunya, Hindun, putri Abu Thalib yang dipanggil Ummu  Hani'.

Ketika itu Hindun berkata, "Malam itu Rasulullah bermalam di rumah saya. Selesai shalat akhir malam, ia tidur dan kami pun tidur. Pada waktu sebelum fajar, Rasulullah  sudah  membangunkan kami. Sesudah melakukan ibadah pagi bersama-sama kami, ia berkata, 'Ummu Hani', aku sudah shalat akhir malam bersama kamu sekalian seperti yang kau lihat di lembah ini. Kemudian aku ke Baitul Maqdis (Yerusalem) dan shalat di sana. Sekarang aku shalat siang bersama-sama kamu seperti kau lihat.' Kataku, 'Rasulullah, janganlah ceritakan hal ini kepada orang lain. Orang akan mendustakan dan mengganggumu lagi!' Rasulullah menjawab, 'Tapi aku harus menceritakan kepada mereka."

Orang yang mengatakan bahwa Isra' dan Mikraj Muhammad SAW dengan ruh itu berpegang pada keterangan Ummu Hani'  ini, dan juga kepada yang pernah dikatakan oleh Aisyah, "Jasad Rasulullah SAW tidak hilang, tetapi Allah menjadikan Isra' itu dengan ruhnya."


Sejarah Hidup Muhammad Saw (4): Membentuk Masyarakat Madani

Unta yang dinaiki Nabi SAW berlutut di tempat penjemuran kurma milik Sahl dan Suhail bin Amr. Kemudian tempat itu dibelinya guna dipakai tempat membangun masjid. Ketika membangun masjid tersebut, Rasulullah turut bekerja dengan kaum Muslimin dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Setelah pembangunan masjid dan tempat tinggal Rasulullah usai, kini tantangan dakwah menghadang di depan.

Sejarah Hidup Muhammad Saw (5): Kecamuk Perang Uhud

Pagi-pagi sekali, kaum Muslimin berangkat menuju Uhud. Mereka memotong jalan sedemikian rupa sehingga pihak musuh itu berada di belakang mereka. Selanjutnya Muhammad SAW mengatur barisan para sahabat. Lima puluh orang barisan pemanah ditempatkan di lereng-lereng gunung.

Sejarah Hidup Muhammad Saw (6): Konspirasi Yahudi dan Quraisy

Tiba waktunya kaum Muslimin kini merasakan hidup yang lebih tenang di Madinah. Mereka sudah dapat mengatur hidup, sudah tidak begitu banyak mengalami kesulitan berkat adanya rampasan perang yang mereka peroleh dari peperangan selama ini. Meskipun dalam banyak hal, kejadian ini telah membuat mereka lupa terhadap masalah-masalah pertanian dan perdagangan.

Sejarah Hidup Muhammad Saw (7): Hasutan Sang Munafik

Berita tentang Bani Mushtaliq—yang merupakan bagian dari Khuza'ah—yang telah mengadakan permufakatan di perkampungan mereka di dekat Makkah, telah sampai pula kepada Rasulullah. Mereka sedang mengerahkan segala potensi untuk membunuh Rasulullah dengan dipimpin oleh komandan mereka, Al-Harits bin Abi Dzirar.

Sejarah Hidup Muhammad Saw (8): Hikmah Perjanjian Hudaibiyah

Setelah Perjanjian Hudaibiyah, agama Islam tersebar luas, berkembang lebih cepat daripada sebelumnya. Jumlah mereka yang datang ke Hudaibiyah ketika itu sebanyak 1.400 orang. Namun dua tahun kemudian, tatkala Rasulullah hendak membuka Makkah, jumlah mereka yang datang sudah mencapai 10.000 orang.

Sejarah Hidup Muhammad Saw (9): Menjelang Penaklukan Makkah

Abu Sufyan kembali ke Makkah dan melaporkan segala yang dialaminya selama di Madinah serta perlindungan yang dimintanya dari masyarakat atas saran Ali, dan bahwa Rasulullah belum memberikan persetujuannya.

Sejarah Hidup Muhammad Saw (10): Islamnya Abu Sufyan

Abbas bin Abdul Muthalib—paman Rasulullah—meninggalkan kaumnya yang tengah berdebat itu. Ia dan keluarganya berangkat menemui Rasulullah di Juhfa. Kemungkinan ada orang-orang dari Bani Hasyim yang telah menerima berita atau kabar tentang kebenaran Rasulullah. Hingga mereka bermaksud menggabungkan diri tanpa akan mendapat gangguan.

Disamping Abbas, yang juga berangkat menyongsong ialah Abu Sufyan bin Al-Harits bin Abdul Muthalib, sepupu Nabi, dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Al-Mughirah,   anak bibinya. Mereka menggabungkan diri dengan pasukan Muslimin di Niq Al-Uqab. Mereka berdua minta izin untuk menemui Nabi, tapi Rasulullah menolak.
 

Sejarah Hidup Muhammad Saw (11): Perang Hunain

Dengan perasaan gembira karena kemenangan yang telah diberikan Allah, kaum Muslimin masih tinggal di Makkah setelah kota itu dibebaskan. Mereka sangat gembira karena kemenangan besar ini tidak banyak meminta korban.

Setiap terdengar suara Bilal mengumandangkan azan shalat, mereka segera beranjak ke Masjid Suci. Berebut-rebutan di sekitar Rasulullah, di mana saja beliau berada dan ke mana saja beliau pergi.
 

Dengan perasaan gembira karena kemenangan yang telah diberikan Allah, kaum Muslimin masih tinggal di Makkah setelah kota itu dibebaskan. Mereka sangat gembira karena kemenangan besar ini tidak banyak meminta korban.

Setiap terdengar suara Bilal mengumandangkan azan shalat, mereka segera beranjak ke Masjid Suci. Berebut-rebutan di sekitar Rasulullah, di mana saja beliau berada dan ke mana saja beliau pergi.
 

Sejarah Hidup Muhammad Saw (12): Kecemburuan Ummahatul Mukminin

Rasulullah sudah berusaha hendak menghindarkan diri dari mereka (para istrinya), meninggalkan mereka, supaya sikap kasih sayang kepada mereka itu tidak sampai membuat tingkah laku mereka kian melampaui batas, dan sampai ada dari mereka yang mengeluarkan rasa cemburunya dengan cara yang tidak layak.

Pengakuan Raja Heraclius Terhadap Nabi Muhammad

Pada masa Perjanjian Hudaibiyah atau gencatan senjata antara kaum muslimin dan musyrikin Quraisy, Rasulullah saw mengutus beberapa sahabat. Mereka dikirim kepada raja-raja bangsa Arab dan non-Arab untuk menyeru Al-Islam. Salah satu sahabat yang diutus adalah Dihyah bin Khalifah Al-Kalbi. Ia ditugaskan untuk menyampaikan surat dakwah kepada Heraclius, Kaisar Romawi.

Wasiat Rasulullah SAW

Dari Abu Najih ’Irbadh bin Sariyah (rodhiallahu ‘anhu) ia berkata, “Rasulullah SAW pernah menasihati kami dengan nasihat yang menggetarkan hati dan mencucurkan air mata. Kami bertanya, Wahai Rasulullah, sepertinya ini adalah nasihat perpisahan, karena itu berilah kami nasihat. Beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk tetap menjaga ketakwaan kepada Allah ‘aza wa jalla, tunduk taat (kepada pemimpin) meskipun kalian dipimpin oleh seorang budak (Habsyi). Karena orang-orang yang hidup sesudahku akan melihat berbagai perselisihan. Hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunah-ku dan sunah Khulafaur Rasyidin yang diberi petunjuk (Allah). Peganglah kuat-kuat sunnah itu dengan gigi geraham dan jauhilah ajaran-ajaran yang baru (dalam agama) karena semua bid’ah adalah sesat.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Rasulullah SAW telah memprediksi keadaan umat sepeniggal beliau nanti. Akan terjadi perselisihan yang besar pada umat Rasulullah SAW. Karena itu beliau juga berwasiat kepada para sahabatnya sebagai pegangan dikemudian hari. Wasiat ini pun berlaku untuk kita, dan seluruh umat Rasulullah SAW. Ada dua wasiat Rasulullah SAW yang digambarkan oleh sahabat seolah menggetarkan hati dan mencucurkan air mata.

Pertama, takwa kepada Allah SWT dan tunduk kepada pemimpin. Ketakwaan kepada Allah SWT adalah bekal kunci, bekal utama bagi umat Islam. Barangsiapa yang mengikuti aturan-aturan Allah. Menjauhi larangan-Nya, dan melaksanakan perintah-Nya. Niscaya ia akan selamat dunia akhirat. Taat kepada pemimpin dapat meminimalisir perpecahan. Jika terjadi pemberontakan kepada pemimpin. Atau mosi tidak percaya kepada pemimpin. Maka pertumpahan darah tidak dapat dielakan. Sejarah telah banyak mencatat hal semacam itu.

Hal ini pun dijamin oleh Allah SWT, firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. ( An Nissa [4] : 59).

Kedua, memegang teguh kuat-kuat kepada sunah Rasulullah SAW dan sunah Khulafaur Rasyidin. Seolah menggigitnya dengan gigi geraham. Disini betapa Rasulullah SAW sangat mewanti-wanti kita tuk memegang teguh sunah beliau. Jika kita perhatikan ayat-ayat yang mengisyaratkan untuk mentaati Allah SWT selalu berdampingan dengan mentaati rasul-Nya.
Lihat (Ali Imran [2] : 32), (An Nisa [4] : 13, 14, 59, 80), (Al Anfaal [8] : 24, 46), (Al Maidah [5] : 92)

Hal ini menunjukan betapa pentingnya memegang teguh sunah Rasulullah SAW serta menghidupakannnya. Begitu juga dengan sunah Khulafaur Rasyidin. Empat sahabat yang kita kenal sebagai empat khalifah pertama. Yang terkenal dengan kebagusan agamanya dan kecakapan dalam memimpin. Yaitu Abu Bakar As Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib.

Menurut Imam Nawawi bahwa yang dimaksud Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang empat yaitu; Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Imam Ibnu Daqil ‘Ied juga menjelaskan bahwa mereka adalah keempat khalifah tersebut berdasarkan ijma. Ibnu Taimiyah dalam Minhaju As Sunah An Nabawiyah, menjelaskan bahwasanya Rasulullah SAW telah mengabarkan tentang kepemimpinan mereka, “Kekhalifahan sesudahku berlangsung selama tiga puluh tahun. Abu Bakar memegang pemerintahan selama 2 tahun, Umar 10 tahun, Utsman 12 tahun dan Ali 6 tahun”. Wallahu a’lam bish-shawab.

Rabu, 27 Juli 2011

Dzikir Berjamaah Sejak Zaman Rosul SAW


Sekte wahabi muncul pada abad 14 hijriah, mereka ini merupakan penyakit dalam tubuh muslimin yg telah menyerang hampir seluruh Negara muslimin dimuka bumi. Mereka ini selalu mengada adakan dan mempermasalahkan hal hal yg tidak pernah dipermasalahkan oleh Ulama Besar, Para Imam, para Tabi’in, para sahabat, bahkan Rasul saw. Hal ini, tidak mengakategorikan Ibn Abdulwahhab sebagai Imam Madzhab, karena seorang Imam Madzhab adalah orang yg suci dari mencaci maki muslimin, apalagi menganggap musyrik pada ahli syahadat, atau menganggap perbuatan sahabat rasul radhiyallahu’anhum adalah Bid?ah munkarah. Imam madzhab adalah pewaris Rasul saw, orang yg berjiwa arif dan lidahnya selalu basah berdzikir kepada Allah, mendoakan yg sesat, mendoakan hidayah bagi orang kafir, demikian pulalah Lidah Rasul saw.

Jumat, 03 Juni 2011

Dampak Maksiat Terhadap Iman


Maksiat adalah lawan ketaatan, baik itu dalam bentuk meninggalkan perintah maupun melakukan suatu larangan. Sedangkan iman, sebagaimana telah kita ketahui adalah 70 cabang lebih, yang tertinggi adalah ucapan "la ilaha illallah" dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan di jalan.

Jadi cabang-cabang ini tidak bernilai atau berbobot sama, baik yang berupa mengerjakan (kebaikan) maupun me-ninggalkan (larangan). Karena itu maksiat juga berbeda-beda. Dan maksiat berarti keluar dari ketaatan. Jika ia dilakukan karena ingkar atau mendustakan maka ia bisa membatalkan iman.

Sebagaimana Allah menceritakan tentang Fir'aun dengan firmanNya: "Tetapi Fir'aun mendustakan dan mendurhakai." (An-Nazi'at: 21)

Hukum Pelaku Dosa Besar


Dosa Terbagi Menjadi Dosa Besar Dan Kecil
1. Dosa Besar (Kabirah)
Yaitu setiap dosa yang mengharuskan adanya had di dunia atau yang diancam oleh Allah dengan Neraka atau laknat atau murkaiNya. Adapula yang berpendapat, dosa besar adalah setiap maksiat yang dilakukan seseorang dengan terang-terangan (berani) serta meremehkan dosanya.

Contoh dosa besar adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: "Jauhilah olehmu tujuh dosa yang membinasakan. Mereka bertanya, 'Apa itu?' Beliau menjawab, Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri pada waktu peperangan, menuduh berzina wanita-wanita suci yang mukmin dan lalai dari kemaksiatan." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Dosa Kecil (Shaghirah)
Yaitu segala dosa yang tidak mempunyai had di dunia, juga tidak terkena ancaman khusus di akhirat. Ada pula yang berpendapat bahwa dosa kecil adalah setiap kemaksiatan yang dilakukan karena alpa atau lalai dan tidak henti-hentinya orang itu menyesali perbuatannya, sehingga rasa kenikmatannya dengan maksiat tersebut terus memudar.

Contoh dosa kecil adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: "Dicatat atas bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia mendapatkannya tidak mungkin tidak; maka dua mata zinanya adalah memandang, dua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, dua kaki zinanya adalah melangkah, dan hati adalah menginginkan dan mendambakan, hal itu dibenarkan oleh kemaluan atau didusta-kanya." (HR. Muslim, no. 2657)

Dalil pembagian dosa menjadi besar dan kecil adalah firman Allah: "Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (Surga)." (An-Nisa': 31)

"(Yaitu) orang yang mejauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Mahaluas ampunanNya." (An-Najm: 32)

Diriwayatkan dari Umar, Ibnu Abbas dan yang lain bahwasanya mereka berkata: "Tidak ada dosa besar dengan beristighfar dan tidak ada dosa kecil (jika dilakukan) dengan terus-menerus."

Hal-Hal Yang Membatalkan Iman



Pembatal iman atau "nawaqidhul iman" adalah sesuatu yang dapat menghapuskan iman sesudah iman masuk didalamnya yakni antara lain:
1. Mengingkari rububiyah Allah atau sesuatu dari kekhususan-kekhususanNya, atau mengaku memiliki sesuatu dari kekhususan tersebut atau membenarkan orang yang mengakuinya. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa', dan mereka sekali-kali tidak mempu-nyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja." (Al-Jatsiyah: 24)

2. Sombong serta menolak beribadah kepada Allah.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembahNya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepadaNya. Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal shalih, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan me-nambah untuk mereka sebagian dari karuniaNya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain daripadaNya." (An-Nisa': 172-173)

3. Menjadikan perantara dan penolong yang ia sembah atau ia mintai (pertolongan) selain Allah.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemadharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata, 'Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah'. Katakanlah, 'Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahuiNya baik di langit dan tidak (pula) di bumi? Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (itu)." (Yunus: 18)

"Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do'a yang benar. Dan berhala-berhala yang meraka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka, melainkan seperti orang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan do'a (ibadah) orang-orang itu, hanyalah sia-sia belaka." (Ar-Radu: 14)

4. Menolak sesuatu yang ditetapkan Allah untuk diriNya atau yang ditetapkan oleh RasulNya.
Begitu pula orang yang menyifati seseorang (makhluk) dengan sesuatu sifat yang khusus bagi Allah, seperti ilmu Allah. Termasuk juga menetapkan sesuatu yang dinafikan Allah dari diriNya atau yang telah dinafikan dariNya oleh RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam.

Allah berfirman kepada Rasulnya: "Katakanlah, Dialah Allah, yang Mahaesa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." (Al-Ikhlas: 1-4)

"Hanya milik Allah asma' husna , maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma' husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan." (Al-A’raf: 180)

"Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepadaNya. Apakah kamu mengetahui ada seseorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?" (Maryam: 65)

Rukun Iman dan Cabang-cabangnya

Rukun-rukun Iman
Yang dimaksud rukun iman adalah sesuatu yang menjadi sendi tegaknya iman.
Rukun iman ada enam:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada para malaikat
3. Iman kepada kitab-kitab samawiyah
4. Iman kepada para rasul
5. Iman kepada hari Akhir
6. Iman kepada takdir Allah, yang baik maupun yang buruk.

Hakikat Iman

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada me-reka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benar-nya." (Al-Anfal: 2-4)

"Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rizki (nikmat) yang mulia." (Al-Anfal: 74)

Dalam ayat-ayat yang pertama Allah menyebutkan orang-orang yang lembut hatinya dan takut kepada Allah ketika namaNya dise-but, keyakinan mereka bertambah dengan mendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak mengharapkan kepada selainNya, tidak menyerahkan hati mereka kecuali kepadaNya, tidak pula meminta hajat kecuali ke-padaNya.

Mereka mengetahui, Dialah semata yang mengatur kerajaanNya tanpa ada sekutu. Mereka menjaga pelaksanaan seluruh ibadah fardhu dengan memenuhi syarat, rukun dan sunnahnya. Mereka adalah orang mukmin yang benar-benar beriman. Allah menjanjikan mereka derajat yang tinggi di sisiNya, sebagaimana mereka juga memperoleh pahala dan ampunanNya.

Kemudian dalam ayat yang kedua Allah menyifati para sahabat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, baik Muhajirin maupun Anshar dengan iman yang sebenar-benarnya, karena iman mereka yang kokoh dan amal perbuatan mereka yang menjadi buah dari iman tersebut.

Telah kita ketahui bersama lafazh iman, baik secara bahasa maupun munurut istilah. Sebagaimana kita juga mengetahui bahwa madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah memasukkan amal ke dalam makna iman, dan bahwa iman itu bisa bertambah, juga bisa berkurang.

Bertambah karena bertambahnya amal shalih dan keyakinan dan berkurang karena berkurangnya hal tersebut. Kemudian kita juga mengetahui sebagian besar dalil-dalilnya. Berikut ini kita akan menambah keterangan tentang makna Islam dan iman.

Makna Iman



Definisi Iman
Menurut bahasa iman berarti pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah, iman adalah: membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.

Ini adalah pendapat jumhur. Dan Imam Syafi'i meriwayatkan ijma para sahabat, tabi'in dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau atas pengertian tersebut.

Penjelasan Definisi Iman
"Membenarkan dengan hati" maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam.

"Mengikrarkan dengan lisan" maksudnya, mengucapkan dua kalimah syahadat, syahadat "Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasulullah" (Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah).

"Mengamalkan dengan anggota badan" maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya. Kaum salaf menjadikan amal termasuk dalam pengertian iman. Dengan demikian iman itu bisa bertambah dan berkurang seiring dengan bertambah dan berkurangnya amal shalih.

Dalil-dalil Kaum Salaf
1. Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala: "Dan tiada kami jadikan penjaga Neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang-orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (menyatakan), Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" (Al-Muddatstsir: 31)

2. Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan se-bagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya." (Al-Anfal: 2-4)

3. Sabda Rasulullah yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: "Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih yang paling utama adalah ucapan "la ilaha illallahu" dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan (kotoran) dari tengah jalan, sedang rasa malu itu (juga) salah satu cabang dari iman." (HR. Muslim, 1/63)

4. Sabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, riwayat Abu Sa'id Al-Khudry, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: "Siapa yang melihat kemungkaran di antara kalian, maka hen- daklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, dan jika ia tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim, 1/69)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites